Ekonomi Diproyeksi Stagnan, Bankir Pun Ikut Pesimistis

JAKARTA - Bankir menilai pertumbuhan kredit tahun depan akan serupa dengan tahun ini. Sejauh ini belum ada stimulus positif yang dapat mengerek permintaan dana dari para debitur.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi berkisar lebih kurang 5% atau sama dengan tahun ini. Dengan demikian pada tahun depan pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan hanya satu digit.

“Bagaimana kredit akan menguat kalau tahun ini ekonomi yang juga tumbuh lebih kurang 5%,” katanya kepada Bisnis, Senin (18/11/2019).

Adapun pada tahun ini bank merasakan betul pertalambatan permintaan kredit baru. Bank pun memperkirakan target pertumbuhan kredit tahun ini sulit dicapai.

Taswin sebelumnya mengatakan bahwa akan menutup 2019 dengan perumbuhan kredit pada kisaran 5% secara tahunan (year-on-year/yoy). Sebelumnya bank sempat membidik kenaikan penyaluran dana sebesar 10% yoy.

Perlambatan ekonomi domestik dan regional menjadi penyebab lambatnya pertumbuhan kredit pada business banking dan retail banking. Sepanjang 2 tahun terakhir ini dua segmen itu terkena imbas melemahnya konsumsi di dalam negeri.

Menurut Taswin, sejauh ini pemerintah berupaya mendorong roda ekonomi Tanah Air melalui investasi dalam pembangunan infrastruktur. Namun, hal itu belum memberikan imbas nyata.

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Haryono Tjahrijadi. “Menurut saya kurang lebih [pertumbuhan kredit tahun depan] akan sama [dengan tahun ini],” katanya kepada Bisnis, Senin (18/11/2019).

Haryono menilai bahwa pelonggaran moneter yang dilakukan Bank Indonesia pada paruh kedua tahun ini dapat memberikan stimulus kinerja bank menyalurkan dana tahun depan. Pemangkasan suku bunga acuan hingga 100 basis poin (bps) pada tiga bulan terakhir berpotensi mendongkrak permintaan kredit yang tengah lesu.

Namun untuk mengoptimalkan dampak penurunan suku bunga acuan, bank sentral tidak bisa sendiri. Pasalnya secara umum kondisi perekonomian di dalam negeri tengah lesu.

Hal itu dirasakan oleh hampir seluruh sektor usaha. Dengan demikian perbankan pun juga mengalami kesulitan dalam menyalurkan kredit baru.

Adapun pada tahun ini realisasi pertumbuhan kredit yang melambat membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merevisi target. Otoritas merevisi proyeksi pertumbuhan kredit akhir 2019 menjadi 8% yoy hingga 10% yoy.

“Kredit diperkirakan tumbuh 9%, plus minus 1% pada tahun 2019. RBB 2019 yaitu 10%, plus minus 1%,” kata Kepala Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR di gedung DPR, Jakarta, Senin (18/11/2019).


( Hendri tri widi asworo )


LINK : https://finansial.bisnis.com/read/20191118/90/1171684/ekonomi-diproyeksi-stagnan-bankir-pun-ikut-pesimistis
Published on 2019-11-19 08:43:39 (GMT +7)

Global Info Regional

Global Info Currency

Global Info Commodity

Links

INFO

PT. Waterfront Sekuritas Indonesia
Memberikan layanan atas transaksi
Repurchase Agreement (REPO)"
PT. Waterfront Sekuritas Indonesia Terdaftar dan Diawasi Oleh





INFO TERBARU
Mulai 26 november 2018 , Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler menjadi 2 hari bursa (T+2)