Monthly Outlook February 2018

Global Economic Outlook
• IMF menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2018 dan 2019 dari 3,7% menjadi masing-masing sebesar 3,9%. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan akan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi global, seiring dengan adanya kebijakan pemangkasan pajak di AS yang mulai diberlakukan tahun 2018 hingga 2022. Sedangkan untuk pertumbuhan ekonomi China diperkirakan melambat menjadi 6,6% tahun 2018 dan sebesar 6,4% pada tahun 2019.
• Sedangkan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global mencapai 3,1% pada tahun 2018, sedikit menguat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 3%. Harga komoditas diperkirakan membaik pada tahun ini. Namun perlu diantisipasi adanya penyesuaian pada pasar keuangan dan meningkatnya ketegangan politik di beberapa negara.

Domestic Economic Outlook
• Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi RI pada tahun 2018 pada kisaran 5,1%-5,5%, relatif membaik dibandingkan dengan ekonomi tahun 2017 yang tumbuh 5,07%. Pertumbuhan ekonomi tahun 2018 diperkirakan akan bersumber dari menguatnya permintaan domestik seiring dengan peningkatan investasi, konsumsi rumah tangga dan stimulus fiskal. Ekspor diperkirakan tetap tumbuh positif sejalan dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi global dan harga komoditas yang masih tinggi.
• Selama tahun 2017 lalu, pergerakan rupiah secara rata-rata harian mengalami depresiasi sebesar 0,6% menjadi Rp13.385 per dollar AS. Tahun 2018, rupiah kembali mendapat tantangan dari potensi kenaikan suku bunga The Fed yang akan cenderung mendorong kenaikan dollar AS. Bank Indonesia menargetkan inflasi pada tahun 2018 pada kisaran 2,5%-4,5%. Sedangkan pertumbuhan DPK dan kredit perbankan tahun 2018 masing-masing ditargetkan oleh Bank Indonesia pada kisaran 9-11% yoy dan 10-12% yoy

Indices Performance as of January 2018
• Selama bulan Januari 2018 lalu, indeks Hang Seng mengalami kenaikan terbesar yaitu +9,92% ytd. Sedangkan indeks All Ordinary Australia dan FTSE100 menjadi indeks yang mencatatkan pelemahan sepanjang Januari lalu.
• Untuk indeks bursa Wall Street pada bulan Januari lalu mengalami kenaikan masing-masing indeks Dow Jones +5,79% ytd, indeks S&P500 +5,62% ytd dan Nasdaq Composite +7,36% ytd. Kenaikan indeks ini terutama didorong oleh optimisme akan membaiknya ekonomi AS dan kinerja emiten serta adanya program pemangkasan pajak korporasi. Selain itu kenaikan harga minyak mentah juga menjadi faktor positif.
• Hingga akhir Januari 2018, IHSG mengalami kenaikan sebesar 3,93% ytd. Kenaikan IHSG ini antara lain dipicu oleh sentimen positif dari kenaikan harga komoditas seperti batubara, minyak mentah, emas, nikel dan timah. Selain itu optimisme akan membaiknya ekonomi dan kinerja keuangan emiten, ditengah rendahnya inflasi dan suku bunga, juga menjadi faktor yang mendorong kenaikan IHSG.
• Selama bulan Januari 2018, saham sektor pertambangan menyumbangkan kenaikan terbesar bagi kenaikan IHSG, yaitu menguat 24,97% ytd. Hal ini seiring dengan kenaikan harga komoditas yang terjadi sejak akhir tahun lalu hingga bulan Januari. Sedangkan saham sektor infrastruktur menjadi satu-satunya sektor yang melemah, yaitu turun 1,79% ytd, yang disebabkan oleh koreksi saham TLKM.

Market Outlook On February 2018
• Hasil pertemuan The Fed akhir Januari 2018 lalu yang tetap mempertahankan bunganya pada kisaran 1,25%-1,5% namun menyatakan adanya potensi kenaikan inflasi pada tahun ini, telah mendorong terjadinya profit taking signifikan pada perdagangan saham di bursa Wall Street pada awal Februari ini. Kekhawatiran akan inflasi mendorong kecemasan bahwa suku bunga The Fed akan naik lebih banyak dari perkiraan semula sehingga membuat yield obligasi pemerintah AS dan dollar AS menguat. Sebenarnya koreksi di Wall Street tersebut sudah diharapkan akan terjadi karena indeks bursa Wall Street sudah mengalami reli panjang sebelumnya, karena ekspektasi akan pemangkasan pajak korporasi yang akan mendorong ekonomi dan kinerja keuangan emiten membaik.
• Koreksi tajam di bursa Wall Street dan bursa global secara fundamental belum berpengaruh terhadap fundamental ekonomi dan kinerja emiten di BEI. Namun hal tersebut telah mendorong terjadinya profit taking di BEI. Perlu diwaspadai jika rupiah berlanjut melemah signifikan akibat penguatan dollar AS dan jika inflasi domestik meningkat karena kenaikan harga komoditas.
• Kami menaikkan target IHSG pada akhir tahun 2018 dari prediksi sebelumnya pada level 6.464 menjadi pada level 6.823 dengan asumsi PE rata-rata 22x. Dari level akhir tahun 2017, kenaikan IHSG diperkirakan sekitar 7,36% YoY.
• Beberapa sektor yang perlu dicermati pada tahun 2018 diantaranya perbankan (BBNI, BMRI, BBRI, BBTN, BBCA), infrastruktur (JSMR, PGAS), konstruksi (PTPP, WIKA, WSKT, WSBP, WTON, PPRE), pertambangan (ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, MEDC, ANTM, TINS, UNTR) dan konsumsi (ASII, INDF, ICBP). Beberapa agenda yang mempengaruhi sektor tersebut diantaranya kenaikan belanja infrastruktur pada APBN 2017, penguatan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi yang lebih baik serta pembentukan holding BUMN migas dan perbankan yang ditargetkan pada tahun 2018.

Technical View
• Cermati saham BBTN, ASII, BMRI, ICBP, BBCA, ADHI, WSKT




Disclaimer:


This report is prepared strictly for private circulation only to clients of PT Waterfront Sekuritas Indonesia. It is purposed only to person having professional experience in matters relating to investments. The information contained in this report has been taken from sources which we deem reliable. No warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information. All opinions and estimates included in this report constitute our judgments as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice. However, none of PT Waterfront Sekuritas Indonesia and/or its affiliated companies and/or their respective employees and/or agents makes any representation or warranty (express or implied) or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the accuracy or completeness of the information and opinions contained in this report or as to any information contained in this report or any other such information or opinions remaining unchanged after the issue thereof. We expressly disclaim any responsibility or liability (express or implied), its affiliated companies and their respective employees and agents whatsoever and howsoever arising (including, without limitation for any claims, proceedings, action, suits, losses, expenses, damages or costs) which may be brought against or suffered by any person as a results of acting in reliance upon the whole or any part of the contents of this report and neither PT Waterfront Sekuritas Indonesia, its affiliated companies or their respective employees or agents accepts liability for any errors, omissions or misstatements, negligent or otherwise, in the report and any liability in respect of the report or any inaccuracy therein or omission there from which might otherwise arise is hereby expresses disclaimed.

This document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities. This firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. © PT Waterfront Sekuritas Indonesia 2018
Published on 2018-02-07 11:53:59 (GMT +7)

Global Info Regional

Global Info Currency

Global Info Commodity

Links

INFO

PT. Waterfront Sekuritas Indonesia
Memberikan layanan atas transaksi
Repurchase Agreement (REPO)"
PT. Waterfront Sekuritas Indonesia Terdaftar dan Diawasi Oleh





INFO TERBARU
Mulai 26 november 2018 , Penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler menjadi 2 hari bursa (T+2)